Minggu, 27 Mei 2012

Puisi Rindu Bahagiaku

Terang menyapaku walau malam tiada berbintang,
Tiba-tiba secarik rindu melintas di hati,
Keinginan kembali dalam fitrahku,
Tapi bukanlah sesal yang ku ratapi,
Hanyalah kehgelisahan, ya kegelisahan,
Manusia bukan?,
Kegelisahan adalah jeda hidupku,
Berawal dari perjalanan mimpi-mimpiku,
Menunggu hilangnya nafas terakhirku,
Tapi tentu bukanlah kematian yang ku tunggu,karena itu pasti.
Pikirku kini bosan meradang,
Di antara jeda hidup dan kematian ku coba bangkit,
Berjalan dan terus mencari kedamaian hati,
Merobek setiap mimpi burukku dalam peraduan,
Hingga hati bersemayam di taman kalbu.
Ah, andai saja jedah itu terpenuhi,
Hutan rimba berubah menjadi ladang subur,
Gurun pasir menjelma menjadi taman mimpi,
Bebatuan karang menyemburkan mata air,
Semoga, ya semoga bukanlah asa mati.
Sesaat kebisingan jalan menyapaku,
Sadarkanku dari lamunan,
Mengakhiri rinduku akan bahagia,
Ku merindukanmu di seluruh ragaku.

Selasa, 20 Desember 2011

Penipuan Hati

korban penipuan mah ga sakit,korban kecelakaan juga biasa,tpi kalo jdi korban perasaan kmu itu rasanya sakit bgt    :’(

Galau

1. Mendekatkan diri kepada yang Maha kuasa, banyak berdoa agar kita terlepas dari kegalauan tersebut. Memohon diberikan jalan dan petunjuk terbaik terhadap penyelesaian permasalahan yang sedang dihadapi.

2. Segera menyelesaikan permasalahan atau penyebab galau itu sendiri, harus diingat bahwa menyimpan masalah dan tidak segera menyelesaikannya bagai menyimpan bom waktu yang sewaktu-waktu pasti akan meledak.
 
 
3. Lepaskan dan sampaikan hasrat atau uneg-uneg penyebab galau tersebut, jika sobat memendam rasa terhadap seseorang akan lebih baik disampaikan kepada orang tersebut. Walaupun hasilnya terkadang tidak seperti yang diharapkan namun akan lebih meringankan beban perasaan sobat.

4. Cobalah memanajemen waktu sobat, jadwalkan waktu khusus dalam sepekan untuk refreshing atau berolahraga. Lakukan kegiatan kegiatan atau rutinitas yang tidak biasa, akan membabantu fikiran sobat menjadi lebih fresh.

5. Mendengarkan lagu-lagu atau musik yang gembira akan menghantarkan sobat menjadi lebih segar.

6. Mencari orang yang dapat dipercaya untuk bercerita atau curhat terhadap permasalahan yang sobat hadapi, walaupun tidak didapat solusi yang terbaik tapi paling tidak ada referensi masukan untuk memecahkan masalah tersebut.

7. Selalu berfikir positif (Positif Thinking) dalam menjalani kehidupan, buang prasangka buruk kepada sobat dan rekan.

8. Pergi kepantai, kegunung dan teriak sekeras-kerasnya sampai merasa fresh dan segar. Buang semua kegalauan disana.

Itulah beberapa tips anti galau yang dapat dijadikan bahan referensi sobat, semoga membantu. Salam Anti Galau...!!

Bulan tua


Hidup Adalah Perayaan.

Bahagia itu bisa berarti apa saja. Bahkan menurut salah seorang teman, termasuk mengetahui bahwa kita baru saja terluka.

Ketika engkau menangis. Air matamu adalah hadiah dari Tuhan. Karenanya berbahagialah karena hidup adalah perayaan.

Ketika kita pertama sekali berteriak di muka bumi ini, kita bergembira, kita bersorak, kita menangis sangking bahagianya. Tuhan telah memberikan awal hadiahnya kepada kita, yaitu kehidupan.
Tuhan menitipkan kita ke dalam perut seorang ibu yang begitu asih. Dia yang mengandung kita, bertahan dengan segala kelemahan dan keletihannya, demi kita. Kadang kita bertanya, mengapa harus kepada seorang wanita kita dititipkan? Mengapa tidak kepada seorang lelaki yang nan perkasa?
Karena kita adalah hadiah bagi dunia, dia memberikan kita melalui tangan yang paling lembut diantara dua kelamin. Kepada seorang wanita. Kepada seorang ibu.

air mata cinta


Ada banyak kesedihan yang harus ditawarkan dalam setiap perjalanan kehidupan. Bahkan pun gembira harus ditawarkan, agar tidak menjadi terlalu manis, asin, ataupun pahit. Kebanyakan orang tidak pernah mentawarkan diri mereka kepada kebahagian, seperti manis yang selalu hidup di dalam diri kita. Kita terus mengkonsumsi manisnya kehidupan sehingga tidak punya ruang untuk mengingat bahwa dalam setiap episode, ada namanya kesedihan.

Kesedihan seringnya datang dengan berbagai rasa. Aku kadang merasakannya sebagai suatu yang pahit, lebih pahit dari obat. Kadang asin, lebih asin dari lautan ataupun tambang garam. Kadang serupa manis yang keterlaluan.

Banyak yang bingung. Bagaimana kesedihan mampu datang dalam bentuk yang begitu manis. Kadang, dalam suatu rasa kesedihan, ada sebuah rasa seperti mendapatkan berita baru dalam suatu kehidupan. Menambahkan satu poin kebijakan dalam memandang hidup ini. Aku memberikan rasa manis terhadap kesedihan yang demikian. Manis yang keterlaluan.

Namun, apa yang aku rasakan saat ini belum mampu aku jabarkan. Dalam kategori manakah kesedihan yang sedang berlangsung ini. Apakah dia akan menjadi sesuatu yang aku sebut pahit, ataukah asin, atau mungkin jika kelak di ujung aku akan menyebutkan sebuah rasa manis yang ditawarkan kehidupan oleh rasa luka.

Cinta satu

Biarkan cinta itu bicara pada saat-saat terpentingnya; di mana hidup adalah realita. Tumpahkan rasa asmara yang telah lama imsak; ketika masa puber berontak, semasa jiwa muda berteriak, dalam mengarungi bahtera keluarga yang sah. Karena di sinilah tempat cinta. Dan untuk ini teriakan jiwa muda. Ia adalah muara cinta yang suci nan abadi.


Kalau kita tahu, bahwa cinta itu bermuara, cinta itu suci layak untuk dipelihara, mengapa kita harus terjebak dalam kata-kata cinta yang membosankan --bukan pada tempatnya dan tak jelas ujung-ujungnya? Lalu kalau kita sepakat bahwa cinta itu bertempat, kenapa kita harus membuang-buang tenaga, menguras otak dan mengosongkan jiwa demi mengejar asmara di luar arenanya? Bukankah menunggu beduk menahan lapar untuk berbuka puasa, akan terasa indah dan nikmat saat tiba waktu berbuka? Pupuklah cinta dengan siraman kasih ilahi, sampai rampung bangunan keluarga tempat cinta itu bersemi.


Masa remaja, memang seakan terasa hampa tanpa nuansa asmara dan cinta. Sebab pada masa-masa itu cinta mulai memahami fitrahnya, mulai berani ungkapkan rasa, tapi ia sebetulnya masih baru belajar rahasia. Mahatma Ghandi pernah berkata: "Cinta tidak pernah meminta, ia senantiasa memberi, cinta membawa penderitaan, tetapi tidak pernah berdendam, tak pernah membalas dendam. Di mana ada cinta di situ ada kehidupan; manakala kebencian membawa kepada kemusnahan". Makanya, cinta itu harus terangkum dalam bangunan keluarga. Muara cinta.


Tak heran, kalau Hamka pernah mengartikan cinta sebagai harapan masa depan yang indah, kala ia ditempatkan pada tempatnya yang sah, tapi bila sebaliknya, ia tak lebih dari sebuah durjana, beliau berkata: "Cinta itu adalah perasaan yang mesti ada pada tiap-tiap diri manusia, ia laksana setetes embun yang turun dari langit, bersih dan suci. Cuma tanahnyalah yang berlain-lainan menerimanya. Jika ia jatuh ke tanah yang tandus, tumbuhlah oleh kerana embun itu kedurjanaan, kedustaan, penipuan, langkah serong dan lain-lain perkara yang tercela. Tetapi jika ia jatuh kepada tanah yang subur, di sana akan tumbuh kesuciaan hati, keikhlasan, setia budi pekerti yang tinggi dan lain-lain perangai yang terpuji".


Indah betul cita rasa cinta yang suci dan sejati, hasilnya adalah kepuasan hati. Sayangnya banyak orang hanya melihat hasilnya saja, kemudian ia beranjak brutal dan tak melihat batas-batas etika, bahkan buta norma-norma. Dengan lantang banyak orang mengatakan: "Demi sebuah cinta, aku mau melakukan apa saja". Padahal –sebenarnya-- ia telah melakukan tindak pidana, memenjarakan sekeping hati manusia, bahkan merusak tatanan sosial atas nama cinta. Karena cinta dibiarkan ada begitu saja, tanpa batas, tanpa muara.


Kemuadian apa hasilnya? Aborsi, membunuh jiwa nan suci. Haruskah??
Dalam fenomena aborsi, mestinya banyak hal yang harus diamati. Ukurlah kekecewaan bayi-bayi yang terpaksa dilecehkan, bahkan dibuang hanya karena ia merasa tidak aman. Ia merasa sengsara karena harus berada dalam nuansa cinta yang tak bertempat dan nyasar di mana-mana. Walaupun, sebenarnya bayi itu akan sangat bahagia dan berpotensi besar untuk membahagiakan aktor cinta, bila ia berada dalam bangunan yang kuat --walau sangat sederhana--, yaitu keluarga sakinah.